Mutasi Virus Covid-19 dan Kenaikan Angka Kasus Positif Bertambah
Meski berbagai aktivitas di ruang publik perlahan diperbolehkan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), kita harus tetap waspada karena angka kenaikan positif COVID-19 masih bertambah.
Seiring berjalannya waktu, berbagai penelitian mengenai SARS-CoV-2 dilakukan, termasuk kemungkinan bermutasinya virus yang sudah menyebar ke seluruh dunia. Dikutip dari The Guardian, sebenarnya semua virus bermutasi termasuk SARS-CoV-2. Mutasi terjadi ketika virus bereplika di dalam sel dan membuat kesalahan dalam menyalin kode genetiknya.
Virus corona disebut termasuk cukup stabil saat bermutasi. Seperti analisis terhadap 13 ribu sampel virus di Inggris, pertengahan Maret lalu, ditemukan mutasi bisa muncul sekitar dua kali dalam sebulan. Kode genetik virus corona di seluruh dunia terbagi dalam beberapa kelompok saat menyebar. Seperti di Jerman teridentifikasi tiga kelompok genetik utama pada April 2020.
Mengutip laman Health Liputan6.com, untuk di Indonesia dari penelitian yang telah dilakukan, mutasi itu ada dan terjadi bukan di daerah receptor binding site atau yang mengikat reseptor di manusia (daerah yang menentukan sel akan menempel atau tidak di manusia). Namun, masih harus dilakukan penelitian besar dengan berbagai faktor untuk mengetahui, apakah SARS-CoV-2 bermutasi menjadi lebih ganas atau jinak.
Sebelumnya, virus corona diketahui menular dari orang yang terinfeksi melalui air liur, percikan (droplet) pernapasan saat orang tersebut batuk, bersin, atau berbicara, serta kemungkinan kontak tidak langsung dari benda atau permukaan yang terkontaminasi virus. Namun, belum lama ini organisasi kesehatan dunia, WHO mengungkapkan, SARS-CoV-2 dapat bertahan lama di udara dalam ruang tertutup dan bisa menyebar dari satu orang, ke orang lainnya.
Penularan melalui udara disebabkan penyebaran aerosol atau tetesan pernapasan yang sangat kecil, sehingga dapat melayang di udara. WHO menjelaskan, droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol ketika seseorang yang terinfeksi menguap atau berbicara. Risiko penularan bisa lebih tinggi jika kita berada di ruang tertutup dan berventilasi buruk.
Sementara itu, dilihat dari situs web covid19. go.id, kasus positif COVID-19 di Indonesia terus bertambah hingga per 23 Agustus 2020 mencapai angka 155.412 dengan kasus terkonfirmasi 1.877 pada hari tersebut.
Semakin bertambahnya jumlah itu dipicu karena banyaknya kasus positif tanpa gejala dan masih ada masyarakat yang rentan tertular namun, tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Tindakan pencegahan masih menjadi hal yang dapat kita lakukan dan jangan bosan menerapkan hal-hal berikut ini:
1. Gunakan masker dengan benar.
2. Sering cuci tangan dengan sabun atau memakai hand sanitizer ketika berada di luar rumah.
3. Jaga jarak lebih dari satu meter dengan orang lain.Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut.
4. Pastikan tangan telah bersih sebelumnya jika terpaksa harus menyentuh.
5. Perhatikan protokol V-D-J (Ventilasi, Durasi, Jarak), yaitu hindari berada di ruangan tertutup dalam durasi lama dan hindari interaksi jarak dekat dengan orang lain.
6. Jaga selalu kesehatan Anda dan keluarga, salah satunya dengan rutin mengonsumsi HDI Naturals™ Clover Honey dan HDI Propoelix™ sebagai perbekalan di masa pandemi.
Kandungan enzim, vitamin, dan mineral dalam HDI Naturals™ Clover Honey bermanfaat sebagai sumber energi, sedangkan HDI Propoelix™ yang bersumber dari bahan alami dengan kandungan propolis ekstrak 200 mg dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh, kaya antioksidan, dan menghambat peradangan.